Sabtu, 23 Agustus 2008

Genggam Tanganku, Papa



Ada seorang gadis kecil bernama Elina. Suatu hari Elina diajak ayahnya berjalan-jalan. Di tengah perjalanan, mereka harus melalui sebuah jembatan kecil di atas sebuah sungai.
Ayah Elina sedikit khawatir. Ia berkata pada Elina, “Elina, ayo genggam tangan Papa. Biar kamu tidak jatuh ke sungai.” “Tidak,” tolak Elina. “Seharusnya, Papa yang
menggenggam tanganku”.

“Lho, memang apa bedanya?” tanya ayahnya bingung. “Berbeda sekali, Papa. Jika aku yang menggenggam tangan Papa dan terjadi sesuatu pada diriku, bisa saja genggamanku terlepas. Tapi, jika Papa yang menggenggam tanganku, apapun yang terjadi, aku yakin Papa tidak akan melepaskan genggaman Papa padaku,” jawab Elina.

Ayah Elina sangat terkejut mendengar jawaban dari anaknya. Setelah dipikirkan kembali, ia merasa apa yang dikatakan oleh anaknya sangat benar. Jadi, ia menggenggam tangan anaknya dengan penuh kasih untuk menyeberangi jembatan itu.

Apa arti cerita ini?

Kepercayaan tidak sekedar mengikatkan diri satu sama lain. Namun, kepercayaan harus bisa saling mempersatukan. Jadi, genggamlah tangan orang yang kita sayangi, daripada mengharapkan orang itu menggenggam tangan kita.

Cerita di atas membuat kerinduan pada putri kecil dan cantik saya Senja. Terkadang, saat pulang dari kantor dengan perasaan tak menentu karena pekerjaan. Hal paling menenangkan saya memang bermain dengan Senja. Terkadang tangan kecilnya saya genggam,
perasaan tenang dan damai seakan menyetrum semua darah menuju nadi saya.

Dari salah satu situs yang saya baca, bayi baru lahir memiliki sejumlah reflek. Salah satunya refleks menggenggam. Reflek menggenggam bayi sangat kuat dan bisa diandalkan. Kalau tak percaya, coba masukkan jari Anda ke telapak tangannya. Secara otomatis bayi akan menggenggam jari Anda kuat-kuat. Saking kuatnya, genggaman itu bahkan mampu mengangkat tubuh bayi bila Anda mencoba mengangkat tubuh bayi.

Gerakan menggenggam bayi sesungguhnya sudah ada sejak di dalam rahim. Coba lihat foto-foto janin di dalam rahim ibu, sebagian besar posisi tangannya sedang mengenggam. Hingga lahir pun bayi cenderung terus menggenggam atau mengepalkan tangannya sampai usianya dua bulan. Setelah dua bulan barulah genggaman tersebut membuka, seiring makin aktifnya bayi ereksplorasi, membuat berbagai gerakan menggunakan jari tangan.

Gerakan menggenggam ternyata mempunyai berbagai fungsi penting. Salah satunya sebagai cara bayi beradaptasi dengan lingkungan. Pada bulan pertama kelahirannya umumnya bayi merasa kedinginan lantaran suhu di dunia luar tidak sehangat di rahim ibu. Karena itulah bayi menggenggamkan tangannya, sebagai mekanisme perlindungan diri dari suhu lebih dingin. Menggenggamkan tangan bahkan juga berguna untuk mempertahankan hidup.

Tapi untuk fungsi mempertahankan hidup ini, gerakan menggenggam juga berkoordinasi dengan reflek lainnya. Bagi ahli medis, kemampuan bayi melakukan refleks menggenggam juga menjadi salah satu kriteria dalam menentukan tingkat kesehatan bayi saat lahir.